Sang Angin
Oleh : Azazil
Rasa sakit bisa saja membuat kita lumpuh dalam
berbagai hal, namun perlu di ketahui ada sakit yang mampu membuat kuat hingga
tak perduli lagi dengan luka-luka yang menimbulkan sakit itu.
By |
Azazil
Aku mengenalnya ketika kami pertama masuk
SMA, kami maksudku aku dan Ani adik sepupunya, dia adalah laki2 yang tampan
menurut beberapa gadis-gadis dikelasku, selain di para gadis- gadis ABG dia
juga populer di kalangan para cowok di sekolahku karena dia disebut-sebut
sebagai sijagoan, hanya saja sayangnya dia bukan salah satu siswa di sekolahku,
melainkan mahasiswa di salah satu kampus ternama, duh pastinya ia populer juga
disana. Pastinya apalagi dengan wajah tampan, tinggi, putih, body Atletis, dan
yang paling keren lagi dia Lulusan terbaik di sekolahku sekaligus menjadi
Mahasiswa Terbaik pula. Duhhh menyesal
sekali wanita yang menyia-nyiakan cintanya.
ANGIN
adalah nama yang ia gunakan dalam surat yang ia tulis beserta puisi yang ia
kirimkan pada ku, awalnya aku tidak memahami apa sih maksud orang ini nulis
ginian ke anak SMA, “gabud kali ya...” dalam
benak ku kala tidak tahu maksud sebenarnya dari surat dan puisi itu.
Setelah beberapa hari baru aku mengerti arti dari kata-kata
dalam surat & puisi yang Angin tulis, saat Ani menceritakan siapa Angin
sebenarnya, yang ada dalam benakku mengapa ia memilihku sebagai penerima surat
itu dan membuatku ada di dalam pelukanya. Ani menceritakan hal itu karna
seizinya pula, dimana semua itu berwal ketika Angin baru mengenggam ijazah
kelulusanya dan sekali lagi ku ingatkankan bahwa Angin adalah Lulusan terbaik “tapi dengan semua itu.. tidak membuatnya
bahagia dan tidak ada satupun dari orang terdekatnya mampu membuatnya tersenyum
lagi, dan sekarang aku bersyukur sekali Din kamu hadir menjadi Serero Angen[1]
kaka..”.
Aku mengetahui jelas cerita Angin dari Ani
hingga aku mengerti ketika ia memutuskan untuk menggunakan Nama Angin sebagai
nama Penanya, ya Angin juga seorang penulis sastra, namun sayangnya tidak ada
satupun puisi atau cerita yang ia tulis beriramakan bahagia kecuali Puisi yang
Angin tulis untukku.
Semua puisi yang Angin Tulis aku rasa
berasal dari hati terdalamnya, cerita kepedihan dan kata Patah sudah menjadi ciri khas dari Angin, dan mungkin pula aku yang juga menjadi penyumbang kisah
atau puisi yang angin tulis sesuai dengan ciri khasnya.
“saat
itu aku masih kelas 2 SMP aku ingat sekali, ketika kaka pulang dari acara
kelulusannya ia di larikan kerumah sakit karna hampir mati oleh tindakanya yang
mencoba bunuh diri..” ujar Ani bercerita.
0 Response to "Sang Angin"
Posting Komentar